Rabu, 17 Juli 2024

Yadnya Berdasarkan Weda.

Setiap pelaksanaan yadnya seharusnya berdasarkan petunjuk kitab suci. Seperti yang tertuang dalam Kitab Bhagavad-gita Bab 17 Sloka 1.1 yang menyebutkan bahwa upacara menurut petunjuk-petunjuk kitab suci, dilakukan orang tanpa mengharapkan pahala, dan percaya sepenuhnya upacara ini sebagai tugas kewajiban adalah Satwika. Jadi yadnya bukan hanya kewajiban atau keinginan, melainkan adalah keperluan manusia. Dalam aspek apapun, manusia itu utama ketika ia dalam posisi meyadnya dan lebih banyak memberi. Yadnya itu tidak selamanya menyangkut tentang Banten, dan tentang Mantra. Ada konsep bathin dalam prosesnya. 

Dalam kitab Bhagawadgita bab 12 Sloka 6-7 dijelaskan bahwa orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku, cepat Ku selamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera Partha.

Dalam Kekawin Arjuna Wiwaha disebutkan bahwa Tuhan Bagaikan bayangan bulan pada tempayan berisi air, tapi hanya suci murni saja yang menampakkan bulan, seperti itulah Engkau pada yang tercipta, pada yang tekun mengamalkan yoga, Engkau nyata. Dalam Bhagawadgita bab 9 Sloka 26 menyebutkan Siapapun yang dengan kesujudan mempersembahkan padaKu daun, Bunga, buah-buahan atau air persembahan yang didasari dengan cinta dan keluar dari hati suci, aku terima. 

Khrisna bersabda pada Arjuna "Wahai Arjuna, Jalan Bakti adalah jalan penyerahan diri secara tulus ikhlas. Janganlah berharap hasil akan perang Dharma ini. Akan tetapi, kau sebagai ksatria agung, tugasmu adalah berperang. Laku cinta kasih meredam keangkuhan dalam diri, pemurnian jiwa bahwa Hyang Widhi yang suci hanya dapat didekati dengan laku suci.

Sementara dalam Rgveda 1.64.46 dijelaskan bahwa dalam konteks ritual ketuhanan inilah kebenaran terungkap. Biarlah kebenaran ini ditegakkan dengan kokoh dan tidak dilanggar. Dalam konteks Weda, yang seringkali bersifat simbolis dan penuh makna, setiap sloka atau mantra memiliki interpretasi yang mendalam terkait dengan ritual dan kosmologi Hindu. Rigveda adalah sumber ajaran spiritual yang sangat kuno, dan pemahaman mendalam biasanya memerlukan kajian dan interpretasi dari berbagai teks dan tradisi.