Blog ini ditulis oleh Made Budilana yang berasal dari Tejakula-Buleleng Bali. Untuk mendapatkan buku-buku Hindu, anda bisa menghubungi No WA 085792168271 atau bisa juga lewat email budilanalana@gmail.com. Terimakasih.
Jumat, 24 Februari 2023
Menghaturkan Canang Di Perempatan Atau Pertigaan Saat Galungan.
Rabu, 22 Februari 2023
Sejarah Benang Tridatu.
Penggunaan Benang (Gelang) Tridatu ini hanya boleh dipakai pada pergelangan tangan kanan saja dan tidak diperbolehkan dipakai pada pergelangan tangan kiri seperti aksesoris gelang lainnya.
Berdasarkan kepercayaan Masyarakat Bali, penggunaan Gelang Tri Datu ini dimulai pada sekitar abad ke 14-15, tepatnya saat Dalem Watu Renggong memerintah di Kerajaan Gelgel Kelungkung.
Beliau pada saat itu mengutus Patih Jelantik untuk menaklukan Dalem Bungkut yang merupakan raja dari Nusa Penida.
Patih Jelantik pun berhasil menaklukan Dalem Bungkut dengan kesepakatan bahwa seluruh wilayah kekuasaan Dalem Nusa diserahkan kepada Dalem Watu Renggong.
Hal itu disepakati juga oleh semua ancangan dan juga rencang Ratu Gede Mecaling, untuk melindungi Umat Hindu Bali yang taat kepada Tuhan dan Leluhur.
Sedangkan yang lalai, akan dihukum oleh Ratu Gede Mecaling. Penggunaan gelang Tridatu ini menjadi simbol untuk membedakan antar umat yang taat dan yang tidak.
Di samping 3 warna, terdapat juga benang dengan 5 warna yang disebut Benang Panca Datu dan 9 warna yang disebut dengan Benang Sanga Datu.