Benarkah yadnya yang memberatkan umat bisa
membuat orang Hindu pindah agama? Tidak juga. Karena masalah umat Hindu pindah ke agama lain penyebabnya adalah mereka yang memiliki Sraddha sangat lemah. Sraddha yang dimilikinya seperti layang-layang yang tidak
pernah mempunyai ketenangan dan ketetapan hati. Maka Selama hidupnya, mereka akan mudah
digoyahkan oleh angin atau keadaan. Ingat, Agama bukanlah baju tapi agama adalah kendaraan yang dimiliki umat. Agama Hindu yang dipraktekan dalam koridor
budaya Bali selalu dicari kelemahannya dan dibuatkan narasi rumit
seperti Mule Keto, menghambat karier dan bikin miskin. Apa sebenarnya
motif mereka? Benarkah motif mereka untuk membela Bali? Saya pikir
tidak. Kalau motif mereka benar-benar membela Bali Hindu, tentu bukan
begitu caranya.
Sepertinya ada oknum-oknum
yang ingin mengoyak dan memusnahkan ajaran-ajaran leluhur Hindu di Bali.
Upaya menghancurkan ajaran leluhur tidak hanya dari luar akan tetapi
sudah mulai merusak dari dalam. Ajaran-ajaran import disusupkan ke
ajaran Hindu Siwa-Buda. Dan tentunya ini bukan sesuatu yang dapat
dianggap sepele karena mereka sudah sangat paham beberapa titik
kelemahan di internal Hindu. Syukurnya, umat Hindu di Bali sudah mulai
bangkit dalam mempertahankan ajaran leluhurnya dan tradsisinya. Sekarang
Bali sudah mulai eksis dan miltan terhadap kehinduannya.
Alasan kenapa Bali tetap Hindu? Bali tetap Hindu tentunya atas perkenan
dan tuntunan dari Hyang Widhi. Oleh para sepuh yang Wikan, Bali
dijadikan perpustakaan hidup warisan leluhur. Implementasi weda itu
dituangkan dalam keseharian di kehidupan masyarakat yang lebih dikenal
dengan Lontar tanpa tulis sebagai pendukung dari Lontar yang tertulis.
Ajaran yang dituangkan dalam keseharian masyarakat adalah beberapa
diantaranya tentang penanggalan Bali, Bebantenan, Tetabuhan,
Kosala-Kosali, Subak, pura, Kekawin, ajaran Kemoksan yang pingit dan
hukum adat.
Keruntuhan Hindu era Majapahit tentunya sudah
menjadi prediksi oleh para Wikan sehingga dipilihlah satu tempat yang
kiranya layak dan tepat untuk menyimpan ajaran dan warisan leluhur yang
adiluhung dari kepunahan. Di mata dunia, Bali sangat indah dengan
Ageman-Ageman yang diwariskan oleh para leluhur dahulu. Ingat, tanah
Bali sangat sakral. Tiap jengkal tanah Bali selalu diupacarai dengan
Banten. Karena Banten itulah Taksunya tanah Bali. Kalau Bali tanpa
Banten, apa yang akan terjadi? Biarlah Bali tetap menjadi Bali. Manusia memiliki kewajiban untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk
ikut menciptakan keharmonisan kehidupan. Makanya dalam Bagawadgita 3-16
dijelaskan bahwa mereka yang tidak ikut memutar roda kehidupan ini pada
dasarnya bersifat jahat, memperturutkan nafsu semata dan mengalami
penderitaan. Agar perputaran roda kehidupan ini berjalan dengan harmonis
maka peranan manusia sangatlah penting. Dari mana datangnya hujan? Tak lain dari air laut yang menguap menjadi awan dan akhirnya awan itu menjadi hujan. Begitulah Hindu meyakini jika tidak ada persembahan, maka tak akan pernah turun berkah. Itulah dasar umat Hindu tidak pernah luput dari persembahan.