Minggu, 08 Juni 2014

Yadnya Yang Berat Akibatkan Orang Hindu Pindah Agama?

Benarkah yadnya yang memberatkan umat bisa membuat orang Hindu pindah agama? Tidak juga. Karena masalah umat Hindu pindah ke agama lain penyebabnya adalah mereka yang memiliki Sraddha sangat lemah. Sraddha yang dimilikinya seperti layang-layang yang tidak pernah mempunyai ketenangan dan ketetapan hati. Maka Selama hidupnya, mereka akan mudah digoyahkan oleh angin atau keadaan. Ingat, Agama bukanlah baju tapi agama adalah kendaraan yang dimiliki umat. Agama Hindu yang dipraktekan dalam koridor budaya Bali selalu dicari kelemahannya dan dibuatkan narasi rumit seperti Mule Keto, menghambat karier dan bikin miskin. Apa sebenarnya motif mereka? Benarkah motif mereka untuk membela Bali? Saya pikir tidak. Kalau motif mereka benar-benar membela Bali Hindu, tentu bukan begitu caranya.
           
Sepertinya ada oknum-oknum yang ingin mengoyak dan memusnahkan ajaran-ajaran leluhur Hindu di Bali. Upaya menghancurkan ajaran leluhur tidak hanya dari luar akan tetapi sudah mulai merusak dari dalam. Ajaran-ajaran import disusupkan ke ajaran Hindu Siwa-Buda. Dan tentunya ini bukan sesuatu yang dapat dianggap sepele karena mereka sudah sangat paham beberapa titik kelemahan di internal Hindu. Syukurnya, umat Hindu di Bali sudah mulai bangkit dalam mempertahankan ajaran leluhurnya dan tradsisinya. Sekarang Bali sudah mulai eksis dan miltan terhadap kehinduannya.
    
Alasan kenapa Bali tetap Hindu? Bali tetap Hindu tentunya atas perkenan dan tuntunan dari Hyang Widhi. Oleh para sepuh yang Wikan, Bali dijadikan perpustakaan hidup warisan leluhur. Implementasi weda itu dituangkan dalam keseharian di kehidupan masyarakat yang lebih dikenal dengan Lontar tanpa tulis sebagai pendukung dari Lontar yang tertulis. Ajaran yang dituangkan dalam keseharian masyarakat adalah beberapa diantaranya tentang penanggalan Bali, Bebantenan, Tetabuhan, Kosala-Kosali, Subak, pura, Kekawin, ajaran Kemoksan yang pingit dan hukum adat.
         
Keruntuhan Hindu era Majapahit tentunya sudah menjadi prediksi oleh para Wikan sehingga dipilihlah satu tempat yang kiranya layak dan tepat untuk menyimpan ajaran dan warisan leluhur yang adiluhung dari kepunahan. Di mata dunia, Bali sangat indah dengan Ageman-Ageman yang diwariskan oleh para leluhur dahulu. Ingat, tanah Bali sangat sakral. Tiap jengkal tanah Bali selalu diupacarai dengan Banten. Karena Banten itulah Taksunya tanah Bali. Kalau Bali tanpa Banten, apa yang akan terjadi? Biarlah Bali tetap menjadi Bali. Manusia memiliki kewajiban untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk ikut menciptakan keharmonisan kehidupan. Makanya dalam Bagawadgita 3-16 dijelaskan bahwa mereka yang tidak ikut memutar roda kehidupan ini pada dasarnya bersifat jahat, memperturutkan nafsu semata dan mengalami penderitaan. Agar perputaran roda kehidupan ini berjalan dengan harmonis maka peranan manusia sangatlah penting. Dari mana datangnya hujan? Tak lain dari air laut yang menguap menjadi awan dan akhirnya awan itu menjadi hujan. Begitulah Hindu meyakini jika tidak ada persembahan, maka tak akan pernah turun berkah. Itulah dasar umat Hindu tidak pernah luput dari persembahan.