Rabu, 16 Oktober 2013

Kenapa Kita Harus Belajar Spiritual? Bag.1

Kenapa seseorang diwajibkan belajar spiritual? Menurut saya, dengan mempelajari spiritual seseorang diharapkan menjadi manusia yang arif dan bijaksana. Bukan manusia pintar ya? Ingat, pintar dan bijaksana itu berbeda. Contohnya, orang yang sangat pintar merakit bom lalu meledakkan bom di zona dakwah tidak bisa disebut bijaksana. Begitu juga orang yang pintar menimbun barang belum tentu orang tersebut bijaksana. Seperti kejadian belakangan ini banyak produsen serta toko-toko menimbun minyak goreng demi keuntungan pribadi dan keuntungan beberapa kelompok namun tindakan mereka menyengsarakan rakyat. Minyak goreng yang seharusnya diperoleh dengan harga murah justru harganya semakin mencekik leher.
            
Dalam situasi pandemi ini kita seharusnya saling berbagi. Yang berlimpah harta seharusnya berbagi dengan orang-orang yang miskin harta. Tapi justru sebaliknya. Orang yang berkelimpahan harta malah ingin menyengsarakan rakyat. Orang-orang jaman sekarang sepertinya sedang mengalami degradasi moral. Berbeda dengan jaman dahulu. Seseorang bekerja demi kesejahtraan seluruh umat manusia. Makanya ada istilah bekerja tanpa pamrih. Bukan berarti kita tidak butuh uang, bukan pula tidak butuh imbalan. Melainkan kita diharapkan bekerja di jalan Dharma dan bekerja secara jujur. Berkarya mengutamakan kualitas, bukan meraup keuntungan banyak tetapi menyengsarakan rakyat.
             
Contoh lainnya, demi meraup untung besar, ada oknum produsen makanan tega mencampurkan produknya dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Yang mengakibatkan kesehatan konsumen terganggu. Kita seharusnya bekerja demi keselamatan manusia bukan menghancurkan manusia. Seorang Terapis kesehatan seharusnya melindungi Klien-nya agar bisa hidup dengan sehat. Tetapi apa daya? Seperti yang diberitakan di media televisi baru-baru ini ada beberapa wanita yang tewas di tangan seorang Terapis Ilegal gara-gara payudaranya disuntik silikon. Maksud hati ingin mendapatkan payudara indah, namun apa daya justru maut menjemput.
              
Di saat pandemi seperti ini banyak manusia yang ingin menghalalkan segala cara. Entah orang lain sengsara, mereka tidak mau tahu. Yang penting dapat untung banyak. Inilah ciri-ciri sifat manusia di jaman Kaliyuga. Kejujuran sulit ditemukan di jaman ini. Dokumen-dokumen penting banyak yang dipalsukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab seperti pemalsuan surat tes PCR atau Antigen. Wahai umat sedharma, mulai dari sekarang kita harus belajar spiritual. Punya buku-buku Hindu jangan cuma dipajang. Tetapi dibaca lalu diamalkan. Selain kita diharapkan agar pintar, kita juga dituntut agar bijaksana.