Rabu, 29 Agustus 2012

Benarkah Upacara Keagamaan Hindu Di Bali Menyebabkan Kemiskinan?

Sangatlah keliru jika ada yang mengatakan bahwa upacara keagamaan Hindu di Bali menyebabkan jumlah angka kemiskinan di Bali meningkat. Padahal kita melihat semua unsur budaya menghidupi sistem lingkungan lokal, ekonomi bergerak secara cepat, tumbuhnya industri kreatif seperti Tedung dan alat Upakara lainnya, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat nyata. Lalu dimana letak kemiskinan itu? Ada dua sisi yang bisa diungkapkan. Pertama, secara halus menyudutkan Hindu di Bali karena hanya diukur dari parameter satu arah yakni materi. Sehingga perlu dilakukan Redifinisi ulang terhadap kemiskinan. Agar tidak ada kesan beragama Hindu seakan membebani dan harus ditinggalkan karena menyebabkan kemiskinan absolut. Konklusi demikian sungguh berbahaya. Sisi kedua adalah menjadi sebuah Autokritik untuk bisa berbenah terhadap fenomena tersebut yang selama ini terus menjadi isu untuk menyudutkan upacara agama Hindu di Bali.
           
Wisatawan berbondong-bondong datang ke Bali karena adat dan budaya yang bernafaskan Hindu, itu tidak bisa dipungkiri. Umat Hindu di Bali dalam melakukan upacara keagamaannya selalu menekankan pada aspek keikhlasan hati. Bukan jumlah materi yang ditonjolkan. Lalu kalau sampai membuat kita miskin, salahnya dimana? Dalam upacara Ngaben misalnya, sudah ada berbagai jalan yang mudah dan dengan biaya yang sangat ringan, toh pelaksanaannya tetap besar. Sebenarnya bukan upacara agama yang menjadi indikator kemiskinan. Justru orang-orang yang menggelar upacara itulah yang membuat upacara agama itu mahal yang dikemas mewah agar terkesan hebat. Akhirnya pertanyaan tentang apakah upacara keagamaan Hindu di Bali menyebabkan kemiskinan? Jawabannya adalah, dari sisi agama tidak sama sekali. Namun ego sosial kerap menjebak menjadikannya kemiskinan yang sangat absolut. Kondisi tersebut membutuhkan pemahaman agama yang benar pada dimensi dan struktur masyarakat.

Yang perlu anda ketahui adalah yadnya merupakan korban suci yang didasari atas ketulusan dan sebagai jalan untuk membayar hutang yang disebut dengan Tri Rna. Jadi dampak bagus dari yadnya adalah kita bisa menunaikan kewajiban. dampak lainnya adalah akan ada perputaran ekonomi karena kita pasti membeli bahan Upakara. Selain itu, dampak bagus lainnya adalah pariwisata menjadi berkembang. Meskipun mengeluarkan biaya besar, pelaksanaan upacara keagamaan di Bali kenyataannya menjadi salah satu faktor penting yang mendorong kegiatan ekonomi masyarakat Bali. Justru Bali bisa mewujudkan kemandirian ekonominya dari sektor ini. Masyarakat Bali juga akan makmur kalau orang Bali sebagai produsen dan bukan konsumen. Kalau produsennya dari pihak luar, maka akan sulit untuk memakmurkan Bali.

Begitu dahsyatnya pengaruh yadnya di Bali bagi kehidupan. Semua pedagang memperoleh rejeki termasuk pedagang janur, bunga, bambu, buah, kain, penjahit kebaya, pedagang kuliner seperti sate, soto, bakso, daging ayam, babi, dan lain-lain. Kegiatan Yadnya Hindu di Bali sebenarnya memiliki dampak yang sangat bagus di bidang kesejahteraan sosial, menekan jumlah angka pengangguran, dan melancarkan perputaran uang di Bali. Contohnya, dengan adanya Yadnya, para petani buah dan bunga ikut menikmati keuntungan. Begitu juga dengan para penjual Canang Sari meskipun bahan-bahan Upakara didatangkan dari luar daerah. Jika bahan-bahan Upakara Yadnya didatangkan dari luar Bali, apakah akan merugikan masyarakat Bali? Misalnya jika satu Canangsari seharga Rp 5oo, sedangkan bahan yang didatangkan dari Jawa hanya janur 15 Gram seharga Rp 75, maka nilai tambah terbanyak akan dinikmati di wilayah Bali. Jadi tidak masalah jika bahan Upakara didatangkan dari daerah lain.
             
Belakangan banyak info artis luar Bali dan pengsaha sukses ibukota juga banyak warga dunia yang ingin menikmati sekaligus menetap di Bali. Dua alasan penting yang menjadi pertimbangan mereka menetap di Bali yaitu pulau Bali relatif masih alami dan damai. Berbahagialah orang Bali sekaligus pemeluk Hindu menetap di Bali karena tanpa harus membeli rumah sudah bisa menikmati Bali yang alami dan damai. Kondisi Bali yang lestari dan damai itu hasil dari yadnya Hindu atau penerapan nilai-nilai Hindu secara rutin menyebabkan Bali masih lestari. Untuk bisa Bali tetap lestari dan damai, mari kita selalu jaga kerukunan antar umat dan bagi orang Bali yang Hindu tetaplah jaga anak cucu untuk jadi Hindu selamanya.