Minggu, 08 September 2024

Tuhan Ada Dimana-Mana.

"Dalam kitab suci seringkali dijelaskan bahwa Tuhan ada dimana-mana. Yang jadi pertanyaan adalah jika Tuhan ada dimana-mana, lalu kenapa manusia kemana-mana mencari Tuhan?"

Dalam Hindu, Tuhan atau Brahman dianggap sebagai realitas yang ada di mana-mana dan berada di dalam segala sesuatu. Namun, meskipun ajaran ini mengajarkan bahwa Tuhan ada di sekitar dan dalam diri kita, pencarian Tuhan masih merupakan perjalanan yang dalam dan sering kali rumit bagi banyak orang. Ada beberapa alasan mengapa orang masih mencari Tuhan di luar diri mereka:

Pertama karena keterbatasan dan Pengalaman Pribadi. Meskipun Tuhan dianggap ada di mana-mana, banyak orang belum mengalami atau merasakan kehadiran Tuhan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pengalaman spiritual yang mendalam sering memerlukan latihan dan pemahaman yang mendalam.

Kedua adalah Pencarian Makna dan Tujuan. Banyak orang mencari Tuhan sebagai cara untuk memahami makna hidup dan tujuan mereka. Pencarian ini sering melibatkan perjalanan luar untuk mencari jawaban dan bimbingan.

Ketiga adalah karena keterbatasan Pikiran dan Persepsi. Pikiran dan persepsi manusia sering kali terbatas. Meskipun ajaran Hindu mengajarkan bahwa Tuhan ada di dalam diri kita, memahami dan mengalami konsep ini memerlukan latihan spiritual dan refleksi mendalam.

Keempat adalah Variasi Interpretasi dan Pengalaman. Berbagai tradisi, praktik, dan pandangan dalam Hindu menawarkan cara yang berbeda untuk mendekati dan mengalami Tuhan. Pencarian ini bisa melibatkan perjalanan melalui berbagai praktik dan ajaran untuk menemukan cara yang paling sesuai dengan individu.

Kelima adalah Sifat Spiritual. Konsep Tuhan dalam Hindu sering kali melibatkan aspek transendental yang melampaui pengalaman biasa. Oleh karena itu, perjalanan spiritual sering kali melibatkan pencarian dan eksplorasi untuk menghubungkan dengan aspek ini secara lebih mendalam.

Dengan demikian, pencarian Tuhan bisa dianggap sebagai bagian dari perjalanan spiritual dan penemuan diri yang memerlukan waktu, pengalaman, dan praktik.

Dalam ajaran Hindu, Tuhan sering dianggap sebagai sesuatu yang transendental dan tak terhingga, melampaui batas-batas pemahaman manusia. Konsep Tuhan dalam Hindu, seperti Brahman, adalah realitas absolut yang ada di mana-mana dan dalam segala sesuatu, namun juga berada di luar jangkauan pengalaman sehari-hari.

Kesulitan dalam mencari Tuhan sering kali berasal dari perbedaan antara pemahaman intelektual dan pengalaman spiritual. Meskipun ajaran Hindu mengajarkan bahwa Tuhan ada di mana-mana, pengalaman langsung atau pemahaman tentang kehadiran Tuhan bisa menjadi tantangan karena keterbatasan pikiran dan persepsi manusia.

Praktik spiritual, meditasi, dan pemahaman ajaran agama merupakan cara-cara yang dapat membantu individu mendekatkan diri dan mengalami kehadiran Tuhan secara lebih langsung.
Makanya dalam tembang Merdhu Komala disebutkan bahwa Wyapi Wyapaka Sarining Paramatatwa Durlabha Kita, Ichanta Hana Tan Hana Ganalalit Lawan Halahayu, Utpatti Sthiti Linaning Dadhi Kitata Karananika, Sang Sangkan Paraning Sarat Sakala Niskalatmaka Kiita. Yang artinya "Engkau berada di mana-mana intisari dari kebenaran mutlak dan gaib, karunia-Mu menciptakan, dan melebur segala yang ada besar maupun kecil dan baik buruknya. Lahir hidup matinya segala mahluk Engkaulah sumbernya. Engkau merupakan sumber serta tujuan isi dunia nyata dan gaib wujudMu. 

Sementara dalam Upanishad, konsep yang ditekankan adalah panteisme. Konsep tersebut menyatakan bahwa Tuhan tidak memiliki wujud tertentu maupun tempat tinggal tertentu, melainkan Tuhan berada dan menyatu pada setiap ciptaannya, dan terdapat dalam setiap benda apapun, ibarat garam pada air laut. Dalam agama Hindu, konsep panteisme disebut dengan istilah Wyapi Wyapaka. Kitab Upanishad dari Agama Hindu mengatakan bahwa Tuhan memenuhi alam semesta tanpa wujud tertentu, beliau tidak berada di sorga ataupun di dunia tertinggi namun berada pada setiap ciptaannya. Tuhan bersifat Maha Ada, juga berada di setiap mahluk hidup, di dalam maupun di luar dunia (imanen dan transenden). Tuhan meresap di segala tempat dan ada dimana-mana (Wyapi Wyapaka), serta tidak berubah dan kekal abadi (Nirwikara). 

Di dalam Bhuana Kosa disebutkan bahwa Tuhan ada di mana-mana, Dia gaib, sukar dibayangkan, bagaikan angkasa, beliau tak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indriya. Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir dimana-mana. Beliau bersifat wyapi-wyapaka, meresapi segalanya. Tidak ada suatu tempat pun yang Beliau tidak tempati. Beliau ada disini dan berada disana Tuhan memenuhi jagat raya ini.

Dalam kitab Brahmasutra 1,1,3 dijelaskan bahwa Brahman, atau Realitas Tertinggi, adalah sumber dari segala sesuatu yang ada, termasuk dunia dan segala fenomenanya. Dengan kata lain, Brahman adalah asal muasal segala ciptaan dan eksistensi, 

Sementara dalam Munduka Upanisad dijelaskan bahwa "Brahman itu bersinar, luas, bercahaya sendiri, tak terbayangkan, lebih halus daripada yang halus. Dia jauh melampaui apa yang jauh, namun di sini sangat dekat. Sungguh, Dia terlihat di sini bersemayam. Brahman tidak dapat dipahami oleh mata, ucapan, indera-indera lainnya, Tapa atau perbuatan baik. Seseorang menjadi suci melalui ketenangan pikiran, kemudian di alam meditasi seseorang melihat Dia yang tidak memiliki bagian-bagiannya.




  

Tidak ada komentar: