"Sering mendengar ucapan Sulinggih yang menyatakan bahwa tidak mau tahu dengan Dresta dalam upacara. Sedangkan kita tahu Catur Dresta. Bagaimana pendapat anda?"
Dalam konteks upacara keagamaan atau adat di Bali, "Catur Dresta" merujuk pada empat aturan atau prinsip yang dianggap penting untuk dijaga dalam pelaksanaan upacara. Biasanya, prinsip-prinsip ini meliputi pelaksanaan yang benar, sesuai dengan aturan, menghormati tradisi, dan memastikan upacara dilakukan dengan khidmat.
Jika seorang sulinggih (pendeta) menyatakan tidak mau tahu atau tidak peduli terhadap dresta dalam upacara, mungkin itu merujuk pada pandangannya bahwa pemahaman dan pelaksanaan ritual harus lebih fokus pada makna spiritual dan kesucian daripada aturan-aturan formal. Ini bisa jadi perbedaan pandangan atau penekanan dalam praktik keagamaan. Namun, secara umum, menjaga dresta tetap penting karena itu memastikan bahwa upacara dilakukan dengan cara yang sesuai dan menghormati tradisi yang telah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar