Rabu, 12 Juni 2024

Siapa Yang Berstana Di Pelinggih Kemulan?

Dalam Lontar Usana Dewa dijeladkan bahwa yang berstana di Sanggah Kemulan atau Pelinggih Rong Telu adalah Paramatma, Atma, dan Siwatma. Sementara dalam Lontar Purwa Bumi Kemulan dijelaskan bahwa yang berstana di Sanggah Kemulan adalah Bhatara Hyang Guru atau Guru Rupaka. Sedangkan dalam Lontar Siwagama Kemulan yang berstana di Sanggah Kemulan adalah Sang Pitara. 
          
Dan juga menurut Lontar Purwa Gama Sesana, Pelinggih Rong Telu ditujukan untuk Tri Mūrti yaitu Brahma, Wisnu, dan Iswara.
Sedangkan Menurut Lontar Sundarigama, Rong Telu ditujukan untuk Hyang Guru atau Hyang Kemulan / Kemimitan. 
Kemulan berasal dari kata Mūla yang berarti sumber. Jadi Rong Telu atau Kemulan adalah tempat untuk memuja asal mula darimana segala sesuatu itu ada. Dan Hyang Guru adalah sebutan untuk Śiwa.

Dalam Siwa Sidanta dikenal Tri Purusha yaitu tiga Sebutan Siwa diantaranya: Parama Siwa adalah Tuhan dalam keadaan tanpa aktifitas, ada dimana-mana dan maha tahu.
Kemudian Sada Siwa adalah tuhan yang sudah memiliki fungsi, sifat, aktifitas dan sudah menunjukan kemahakuasaan-Nya. Kemahakuasaan Tuhan ini dipersonifikasikan dalam wujud dewa-dewa seperti Dewa Brahma dalam fungsinya sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai fungsinya pemelihara dan Dewa Siwa dalam fungsinya sebagai dewa pelebur alam beserta isinya. Dan tentu disinilah Siwa dapat disimbolkan seperti gambar yang ada ular di leherNya. Tentu juga gambar Dewa yang sudah kita ketahui adalah termasuk Sada Siwa. 
Lalu Siwa atau Siwatman adalah tuhan yang sudah terkena pengaruh oleh keduniawian yang memberi hidup atau jiwa pada semua mahluk di dunia ini. Jadi jika ada istilah seorang manusia meraga Siwa atau Sulinggih, itu adalah benar adanya sesuai teori Hindu. Di dalam diri beliau ada Siwatman.