Senin, 30 Desember 2013

Mengapa Hindu Memiliki Banyak Tuhan?

Mengapa Hindu Memiliki Banyak Tuhan? Dalam buku yang ditulis oleh Bpk Imang Sugiharta dengan judul Menggugat Para Penghujat Hindu pada bab yang berjudul Menjawab Pertanyaan yang tercecer dijelaskan bahwa pada dasarnya Hindu itu meyakini bahwa tuhan itu hanya satu akan tetapi tuhan disebut dengan banyak nama yang indah seperti dijelaskan dalam Reg Weda bahwa tuhan itu satu tetapi orang bijaksana menyebut dengan banyak nama. Tuhan bisa disebut dewa yang berarti maha bercahaya, disebut Bhatara yang berarti maha pelindung, Parama Siwa yang artinya maha mulia, Prajapati yang artinya penguasa atas semua ciptaan. Umat Hindu di Indonesia menyebut tuhan dengan nama Ida Sanghyang Widhi Wasa. Tetapi di dalam kitab Mandukya Upanisad 1-1 disebutkan Om atau Ong adalah nama tertinggi tuhan. Sedangkan Brahman, Ida Sanghyang Widhi Wasa, Prajapati dan nama-nama yang banyak itu adalah nama-nama tuhan yang lain. Ada juga istilah Awatara. Dalam bahasa Sanskrit, Awatara artinya turun. Yakni tuhan turun atau bereinkarnasi ke bumi dengan mengambil wujud manusia atau wujud mahluk lain untuk menegakkan kebenaran. Awatara juga manifestasi Wisnu ke bumi bukan akibat dari Karma tetapi merupakan pilihan bebas karena kekuatan dan penguasaan atas sifatnya sendiri.
          
Kenapa Hindu punya dewa perusak? Pertanyaan seperti ini sering dilontarkan baik secara lisan maupun tulisan di media sosial. Sebenarnya tuhan tidak memilki aspek sebagai maha perusak. Makanya di Hindu tidak dikenal adanya dewa perusak. Dewa Siwa adalah dewa pelebur. Kata pelebur jelas tidak sama dengan perusak. Kalau seorang tukang Pande emas hendak mengubah bentuk sebuah cincin emas yang sudah usang maka si tukang Pande harus melebur dahulu cincin tersebut. Kemudian membentuk kembali dengan model yang baru. Beda dengan kalau cincin itu dirusak pasti akan menjadi berantakan tidak karuan. Manusia mati juga merupakan proses peleburan untuk kemudian jiwanya bereinkarnasi. Termasuk jagat raya ini kalau sudah tiba waktunya kelak, maka dewa Siwa akan melakukan peleburan untuk pembentukan kembali. Jadi kalau ada buku-buku pelajaran sekolah yang mengatakan dewa Siwa sebagai dewa perusak adalah salah besar dan jangan dipercaya.