Kitab Katha Upanishad Sloka pertama berisi ajakan kepada pembaca untuk bangkit dan berjaga-jaga dalam pencarian pengetahuan yang lebih tinggi. Konteksnya adalah ajakan untuk tidak terjebak dalam rutinitas hidup sehari-hari, melainkan untuk mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang realitas dan tujuan hidup. "Uttisthata" berarti bangkit, "jagrata" berarti berjaga-jaga, dan "prapya varan" berarti setelah mencapai kebijaksanaan. Ini menekankan pentingnya kesadaran dan usaha aktif dalam pencarian spiritual
Semakin menua kita seharusnya menciptakan hidup damai, tenang, dan mengabdi untuk kehidupan. Tidak mau ribut, ribet dan ruwet. Apalagi meladeni orang toxic. Jika mampu, singkirkanlah semua racun yang merusak kehidupanmu. Menua bukan tentang usia. Tapi tentang tanggung jawab dan kesadaran. Bagaimana anda berkehidupan dengan menyadari hidup hanya setarikan Nafas. Seharusnya semakin bijak. Bukan semakin ego dan menuruti keinginan. Semoga semakin tahu diri Bahwa tidak semua orang bisa memahami, memaklumi dan memaafkan.
Sahabat tercinta, Orang lain boleh jahat, Boleh berkhianat, dan Boleh menyakitimu. Tapi, Jangan denganmu. Anda harus selalu memaafkan dan tetap berbuat baik. Usia boleh menua tapi jiwa harus selalu muda, tetap semangat, tetap berkarya dan tetal bekerja. Dan yang paling penting adalah bagaimana anda tahu berterimakasih. Berterimakasih untuk apapun, dan untuk siapapun. Cintailah dirimu sendiri. Karena tidak ada orang yang bisa mencintaimu melebihi dirimu sendiri. Termasuk suami dan anak-anakmu. Hempaskanlah orang-orang yang berkhianat. Pertahankanlah orang yang sayang dan mencintaimu. Bila dibenci jangan balas membenci. Jangan biarkan siapapun merampas kebahagiaanmu.
Bijak itu sebenarnya keputusan yang bertentangan dengan aturan yang berlaku. tapi karena pertimbangan yang rasional kemanusiaan, maka pelanggaran yang dilakukan seseorang bisa dieleminir dan masih menguntungkan orang banyak.
Untuk memutuskan inilah diperlukan orang yang berwawasan luas dari segi agama dan kemanusiaan yang selalu mengedepankan logika dan wiweka.
Dalam kitab Slokantara Sloka 31 dijelaskan bahwa orang sadhujanma atau budiman walaupun ia amat miskin, ia tidak akan melakukan pekerjaan tercela.
Seseorang yang lahir dari keluarga baik-baik, walaupun hidupnya semiskin pengemis, ia tidak akan melakukan pekerjaan jahat.
Memikirkan pun ia tidak mau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar