Berdebat karena perbedaan sering terjadi karena faktor pengetahuan yang tidak terbatas tapi dipahami dengan dasar pemikiran dan pemahaman yang terbatas. Jika kita duduk berdampingan di puncak yang sama maka akan terjadi sedikit perdebatan. Tapi jika kita duduk pada ketinggian yang berbeda, pasti akan terjadi banyak perdebatan. Orang yang duduk di atas meja dengan yang duduk di atap rumah, pasti berbeda jangkauan dan pandangannya. Orang yang naik di anak tangga kedua dengan yang sudah berdiri di anak tangga ke sembilan tentu juga akan berbeda pandangannya. Mari kita sama-sama belajar dan jangan malu mengakui kalau masih meniti di anak tangga terendah.
Berbeda itu sudah kodrat alam ciptaan tuhan. Terkait perbedaan, kita tidak boleh mencela. Hiduplah berdampingan, saling menghormati, dan toleran terhadap perbedaan. Kalau mencela, orang yang dicela pasti tidak akan terima bahkan sebaliknya akan mencela lagi. Karena keegoisan manusia, ia merasa tidak perlu minta maaf saat berbuat salah dan tidak mau mengalah terhadap kesalahannya sehingga kesalahannya ditimpakan kepada orang lain. Dalam berkeyakinan, sikap toleransi mutlak diperlukan dalam perbedaan. Karena perbedaan itu indah seindah taman bunga. Tapi orang yang egois selalu menonjolkan kebenaran pribadinya khususnya dalam perbedaan berkeyakinan seperti perbedaan beragama, etnis, budaya, berbangsa, dan bernegara. Sifat egois yang lain adalah suka menilai buruk tentang orang lain. Ingat, Hindu itu fleksibel, universal, rasional, ilmiah, dan alamiah.
Kita sudah seharusnya saling menghormati. Karena meskipun sama-sama Hindu, terdapat banyak sekali perbedaan antara Hindu di Bali dan Hindu di India. Agama Hindu di India sangat beragam dan memiliki banyak sekte seperti diantaranya Hindu Rama, Hindu Shinta, dan Hindu Hanoman. Sementara Hindu yang berkembang di Indonesia identik dengan Bali mulai dari model tempat peribadatan dan bentuk-bentuk ritualnya. Penyebab utama perbedaan ajaran Hindu di Bali dan India yaitu karena Hindu memiliki sifat lebih moderat dan mampu menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat. Ajaran Hindu dengan mudah mengalami akulturasi tanpa menghancurkan nilai-nilai kearifan lokal yang berlaku. Hindu di India mengambil filsafat dari Weda dengan tradisi asli masyarakat India. Sedangkan Hindu di Bali adalah suatu bentuk perpaduan antara filsafat Weda dan Buddha dengan upacara serta kultur khas masyarakat Bali. Secara kasat mata, banyak sekali yang membedakan antara Hindu di Bali dengan di India.
Masyakat Hindu di Bali melakukan sembahyang tiga kali sehari yang disebut Trisandya. Sementara di India hanya dua kali pagi dan sore. Hindu di India sebagian besar memiliki gaya hidup vegetarian, sedangkan Hindu di Bali sangat sedikit. Peribadatan Hindu di Bali menggunakan Padmasana dan dilakukan terbuka. Di India memakai Lingga Yoni dan tertutup. Orang Hindu di Bali lebih memiliki sopan santun. Ketika ritual dimulai, semua Pemedek akan secara otomatis bersikap tenang. Masyarakat Hindu di India tidak. Mereka dengan tenang bisa melangkahi sesaji bahkan berteriak ketika pendeta sedang membacakan doa di kuil. Sehingga rasanya prosesi ibadah terasa kurang hikmat. Dalam beragama sebaiknya jangan terlalu mengurusi keyakinan orang lain . Karena Manusia diciptakan berbeda maka hargailah perbedaan tersebut. Kita sebagai umat Hindu terasa lucu jika ribut sesama Hindu. Orang yang masih kukuh dengan adat Bali biarkan saja. Sementara orang yang menginginkan perubahan, sebaiknya atur diri masing masing. Orang yang ingin beragama simple, silahkan. Jangan pernah menyalahkan orang lain. Karena Tidak ada ajaran yang menganjurkan hanya prinsip kita yang paling benar. Justru yang paling benar adalah Hukum karma dan Hukum Tuhan. Apapun keyakinanmu, tidak akan bisa lepas dari takdir Tuhan dan karmamu . Hiduplah dengan rukun walaupun berbeda, kita semua adalah Hindu